Rabu, 21 Januari 2009

Guru itu................ MULTITALENT


Suatu hari, saya bertanya kepada anak didik saya
"Anak-anak, siapa yang mau jadi dokter?"
"Saya!" jawab mereka hampir serentak.
"Siapa yang mau jadi bos?"
"Saya!" jawab mereka langsung memenuhi ruangan.
"Siapa yang nanti kalau sudah besar mau jadi guru?"



HENING sejenak.


Masih tetap HENING.


"Siapa yang mau jadi guru?"tanyaku sekali lagi.



Anak-anak hanya saling melihat lalu yang terjadi adalah

mereka semua tertawa.




Ada yang SALAH dengan PERTANYAANKU?
Aku baru saja mengatakan APA ke anak-anak?!

Lama terdiam,.........akhirnya aku sadar.
Anak-anak tidak ada yang berminat menjadikan guru sebagai cita-citanya.


Apakah Anda pernah mempunyai pikiran seperti anak-anak itu?


Saya pernah.



Apa hebatnya jadi guru?


Guru itu Hebat.


Coba Anda ingat lagi, Anda sewaktu dibangku sekolah. Sewaktu Anda mengikuti pelajaran dikelas. Dan Anda sedang duduk dikursi favorit Anda dan melihat guru Anda mengajar. Seorang profesor sedang melakukan tugasnya.

Waktu Anda mengerjakan soal yang super sulit dan Anda berkata dalam hati "Saya tidak bisa." Seorang motivator datang dan berkata "Kamu bisa."

Sewaktu orangtua Anda bingung tentang kenakalan Anda. Orang yang diajak berdiskusi pertama kali oleh orangtua Anda adalah guru Anda. Seorang psikolog anak sedang beraksi.


Semua ilmu tentang pengetahuan dan kehidupan Anda peroleh dari seorang Guru.
Semua keahlian dan ketrampilan Anda dapat dari tangan seorang Guru.
Semua kesempatan dan kesuksesan Anda dapat dari ketelatenan seorang Guru.


Guru itu ...hebat.

Guru itu .....pintar.

Guru itu ........Multitalent.


Oleh-oleh dari: Kartikanita Widyasari, S.Psi

1 komentar:

toge mengatakan...

sukurlah.. kalo akhirnya kamu bisa menemukan ladangmu. hefan n gutlak. ;)

Hallo.....

Menulis, membaca dan berhitung, sebagai keterampilan dasar manusia modern, hendaknya mulai diajarkan dan dijadikan KEBIASAAN sejak dini. Khususnya pada usia keemasan seseorang, pada masa pembentukan kepribadian seseorang, ketika usia 0-5 tahun. Sehingga diharapkan sang anak akan sangat menikmati aktivitas menulis, membaca dan berhitung di kemudian hari. Bukan seperti masyarakat KEBANYAKAN saat ini yang selalu MENGELUH jika melakukan aktivitas membaca, menulis dan berhitung. Padahal ini adalah langkah dasar untuk mencapai KESUKSESAN di era informasi saat ini.
Sebagai orang tua yang bijaksana, pasti akan ingin putra-putrinya mampu membaca, menulis dan berhitung sejak kecil. Berbagai upaya akan dilakukan untuk menjadikan si BUAH HATI menjadi orang yang pandai. Mungkin ANDA juga termasuk orang tua yang BIJAKSANA. Karena ANDA juga telah melakukan berbagai upaya untuk membantu putra-putri ANDA belajar membaca, menulis dan berhitung. Baik dengan cara mengajarinya sendiri di rumah, mendaftarkannya pada Play Group dan Taman Kanak-kanak, hingga menghadirkan guru prifat di rumah. Demi kecintaan ANDA pada masa depan putra-putri ANDA, langkah-langkah tertentu telah ANDA lakukan.

Meski demikian, beberapa masalah kerap kali muncul ketika proses belajar. Apakah ANDA juga pernah mengalaminya ? Atau pernahkah ANDA dibuat jengkel oleh putra-putri ANDA yang lebih suka bermain daripada belajar menulis, membaca dan berhitung ? Hingga pernahkah ANDA merasa bahwa putra-putri ANDA adalah anak yang bodoh atau malas ?

Jika ANDA pernah mengalami PERMASALAHAN tersebut, dan ingin mencari jalan keluar masalah tersebut, silahkan klik tema pembahasan di samping. Atau, ANDA sedang ingin mencari tambahan referensi dalam hal menangani permasalah putra-putri ANDA, silahkan pilih tema pembahasan di samping.